Education Quotes

Jendela

Friday, July 31, 2020

TAHUN AJARAN BARU, “KURIKULUM BARU”

Setelah memasuki dan melewati beberapa fase dalam penanganan Covid-19, dan kini menghadapi protokol kesehatan yang begitu ketat. Pertanyaan yang pertama kali muncul di kepala adalah apa yang harus dilakukan oleh guru dalam pembelajaran daring maupun pembelajaran tatap muka tentang perihal ketercapaian kurikulum dalam kondisi seperti ini?

Ternyata ada beberapa penyesuaian yang penting yang harus dilakukan oleh guru terutama dalam perihal ketercapaian kurikulum. Di sini dibutuhkan fleksibilitas dalam menghadapi tahun ajaran baru, yang semuanya serba baru. Perangkat lama yang ada disederhanakan, dijalankan mengikuti kondisi yang dihadapi, suka atau tidak. Sebagaimana diketahui bahwa pembelajaran dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat masih mengalami perbedaan persepsi.

Belum lagi jeritan dari berbagai penjuru, terutama bagi orang tua siswa yang kemampuan penghasilannya juga terbatas, bahkan mungkin tak ada sama sekali. Akan juga mempengaruhi keterlaksanaanya proses pembelajaran yang tidak hanya merugikan siswa, tetapi berdampak pada ketercapaian kurikulum dan tujuan pendidikan.

Yang perlu diperhatikan oleh guru, pertama adanya kebijakan yang mendukung upaya terlaksananya pendidikan yang sesuai di masa darurat ini, menjadikan guru dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan, yang nantinya tidak akan mengganggu proses pembelajaran dan ketercapaiannya kurikulum, juga dapat mengurangi beban kerja siswa dan guru itu sendiri. Dalam hal pendidikan di madrasah, dimana saya ada di dalamnya, pemerintah melalui Kementerian Agama melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Nomor 2791 Tahun 2020, tertanggal 18 Mei 2020. Telah memberikan panduan berupa pedoman bagi setiap satuan pendidikan untuk dapat menyiapkan kurikulum, yang nantinya proses belajar dari rumah ini lebih menekankan pada pengembangan karakter, akhlak mulia, ubudiyah dan kemandirian siswa, dengan juga tetap memperhatikan pemenuhan aspek kompetensi, baik dasar maupun inti.

Kedua, penyederhanaan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah saja ternyata tidaklah cukup. Meskipun guru tetap tidak diwajibkan untuk mengejar ketuntasan ketercapaian kurikulum. Guru sebagai eksekutor di lapangan harus mampu menderivasikan dan melakukan beberapa terobosan secara hati-hati dan meminimalisir kendala yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui metode pembelajaran yang lebih efektif dengan menentukan materi pembelajaran yang mana yang lebih diutamakan (esensial), dan aplikasi apa saja yang tepat untuk digunakan serta bahan ajar yang mudah diakses oleh siswa. Baik kesiapannya dalam pembelajaran luring maupun daring. Guru memberikan pembelajaran harus menyesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki siswa melalui inovasi dan kolaborasi yang dilakukannya. 

Bagaimana dengan materi pembelajaran PPKn, dan metode pembelajaran apa yang digunakan pada masa protokol kesehatan yang ketat ini? Semua itu membutuhkan penyesuaian dan mengikuti langkah-langkah yang sudah digariskan oleh pemerintah. Dalam hal matode pembelajaran PPKn, biasanya pada materi tertentu siswa diminta untuk membentuk kelompok diskusi. Nah diskusi kelompok ini masih dapat dilakukan melalui pembelajaran daring, jika pembelajaran luring tidak memungkinkan.


Jakarta, 31 Juli 2020

Nadiyah

Dimuat dalam Antologi Guru Menulis KMA OP 23


Thursday, July 30, 2020

PEMBELAJARAN DARING DAN PROBEMATIKANYA

Hal utama diberlakukannya pembelajaran daring di mana siswa belajar di rumah adalah untuk menghindari terjadinya penyebaran wabah Covid-19. Akan tetapi ke depan model pembelajaran ini akan menjadi tren yang tak dapat kita hindari. Menurut penulis ada beberapa keuntungannya yakni, pembelajaran daring lebih fleksibel dan menghemat waktu. Guru dan siswa tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, kapan pun mereka dapat mengakses dan melakukan aktivitasnya dengan cepat.

Guru dapat memberikan materi ajar secara streaming, guru menentukan jadwal live nya di youtube (dapat juga dilakukan melalui telekonferensi melalui zoom, google meet, cisco webex meetings atau lainnya). Dan siswa dapat mengikuti dengan tidak harus berada di satu ruang kelas secara bersamaan. Kapan pun dan di mana pun siswa dengan mudah dapat mengikuti pembelajaran. Begitu pula sebaliknya, bagi siswa yang tidak dapat mengikuti pembelajaran secara streaming, dapat menggunakan akses setelahnya dalam bentuk rekaman.

Keuntungan lainnya dapat meningkatkan kemampuan dibidang teknologi. Pembelajaran ini juga memberikan akses yang begitu luas bagi siapa pun termasuk guru dan siswa. Sumber pembelajaran dapat diperoleh lebih banyak, dengan menggunakan aplikasi yang bervarian, sehingga kemajuan teknologi dapat digunakan secara maksimal. Selain itu siswa akan lebih banyak memperoleh dan mengolah informasi dari berbagai sumber. Yang pada akhirnya nanti dapat menunjang proses pembelajaran. Hanya dengan satu klik bahan ajar yang diperlukan melalui mesin pencarian google atau sejenisnya, dalam hitungan detik sumber informasi yang dibutuhkan akan cepat dapat diperoleh.

Selain itu hal yang tidak kalah menariknya adalah siswa juga menjadi lebih kreatif dan nyaman dalam menyelesaikan tugasnya, dapat mengkondisikan diri tanpa aturan yang formal (rigid). Siswa dapat mandiri dan bertanggungjawab atas apa yang menjadi kewajibannya. Umumnya siswa yang kreatif akan senang apabila guru memberikan kebebasan dalam menentukan media atau aplikasi apa yang nantinya akan digunakan untuk melaksanakan tugas-tugas yang akan dikerjakannya. Kebebasan ini dapat melahirkan inovasi yang lebih menarik dan berkesinambungan.

Namun pembelajaran daring ini juga memiliki beberapa kerugian diantaranya, siswa membutuhkan ektra kuota internet. Yang berarti orang tua harus menyediakan biaya lebih. Tidaklah mudah ketika menghadapi kondisi seperti ini ekses dari Covid-19 dapat menimbulkan masalah yang cukup kompleks, baik bagi siswa maupun orang tua. Perlu ada penyelesaian yang konferenship sehingga ketidaknyamanan dalam belajar dapat diminimalisir.

Peranan sekolah dan komite sangat diperlukan dalam memfasilitasi apa yang dibutuhkan oleh siswa yang kurang mampu melalui donasi atau subsidi sehingga dapat tercover, siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebagaimana hal ini terjadi pada MTs Negeri 6 ketika memasuki Penilaian Akhir Tahun (PAT) sebulan lalu.

Hal lain yang sering dihadapi dalam pembelajaran daring adalah gawai yang digunakan sewaktu-waktu dapat bermasalah atau server error, jaringan lemot. Ini akan menghambat proses penyelesaian pembelajaran tepat waktu. Persiapan yang matang juga tidak cukup, tidak hanya disebabkan oleh kesalahan manusiannya (human error) tetapi penyebab lainnya juga perlu diantisipasi melalui alternatif solusi yang ditawarkan.

Selain itu siswa akan cepat bosan. Dalam proses pembelajaran sebenarnya yang dibutuhkan adalah interaksi yang hidup dan intens antara guru dan siswa (siswa dengan siswa) sehingga terjalin ikatan emosional yang sehat dan kuat. Sehingga hal ini sangat berpengaruh terhadap penghargaan dan penghormatan terhadap guru, dan juga kesiapan mental dari siswa itu sendiri yang akan berdampak pada prestasi dan kemampuannya dalam mengikuti proses pembelajaran secara tuntas.

Akhirnya penulis berharap kepada pihak pembuat kebijakan perlu berhati-hati dalam pengambilan keputusan, ke depannya penggunaan pembelajaran daring tidak terbatas hanya persoalan pandemik tapi sebagai sebuah tuntutan yang tak dapat dihindari. Suka atau tidak model pembelajaran ini akan menjadi bagian yang terintegrasi dalam dunia pendidikan kita. Dibutuhkan pembenahan sistem pendidikan yang radikal, yang akan berpengaruh pada pengembangan pendidikan kita ke depan.

 Jakarta, 30 Juli 2020

Nadiyah

Dimuat dalam Antologi Guru Menulis KMA OP 22


Wednesday, July 29, 2020

E-LEARNING MADRASAH DAN SISTEM PEMBELAJARAN DARING

 The true teacher is the learner!  Jauh sebelum adanya bencana nasional Covid-19, pembelajaran jarak jauh atau daring 3-4 tahun yang lalu, penulis sebagai guru mengikuti berbagai kursus online yang diselenggarakan oleh lembaga swasta atau atas inisiatif beberapa rekan dari berbagai lembaga pendidikan. Ada satu alasan utama yang mengemuka, keterbatasan waktu yang dimiliki oleh guru. Sementara guru dituntut untuk meningkatkan kompetensinya untuk menjadi guru yang profesional, dan dalam rangka menghadapi kemajuan teknologi di dunia pendidikan khususnya IT yang perkembangannya begitu massif.

Kesiapan satu langkah ke depan yang dilakukan oleh penulis ternyata memberikan berkah tersendiri. Menguasaan IT dalam dunia pendidikan sebagai suatu keharusan, sehingga penulis tidak gagap dalam menghadapi perubahan yang begitu cepat, dan tentu pembelajaran akan tampak begitu menarik dengan menggunakan berbagai sumber dan model. Ditambah situasi dan kondisi mewabahnya Covid-19 yang kita tidak tahu kapan akan segera berakhir. Menuntut penulis untuk tetap memberikan pembelajaran, tanpa harus bertatap muka secara langsung. Sehingga pembelajaran daring menjadi pilihan yang tepat saat ini.

Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa melakukan tatap muka melalui platform yang telah tersedia. Banyak hal yang dapat dilakukan melalui pembelajaran model daring ini, beragam cara dapat diterapkan untuk menjadikan metode pembelajaran lebih efektif, misalnya melalui video conference agar proses belajar mengajar dapat terjadi dua arah, entah menggunakan Zoom, Google Meet, Webex atau aplikasi lainnya. Dan tentu lebih fleksibel, dapat dilakukan kapan dan dimana saja, seperti Edmodo yang sebelumnya penulis gunakan untuk mengintegrasikan segala aktivitas belajar mengajar, yang banyak memudahkan siswa dalam menjangkau materi pembelajaran dari guru.

Meskipun belum dapat dikatakan efisien, karena harus sesuai kemampuan orang tua, sistem pembelajaran ini sedikit banyak akan menguras kuota orang tua siswa. Memang sistem daring ini tidak melulu menggunakan 100 % online, tetapi dapat dilakukan melalui berbagai varian. Pengumpulan dan pemberian tugas atau materi dapat dilakukan melalui Whatsapp, e-mail atau media lainnya.

Bagaimana dengan kesiapan MTs Negeri 6 dalam menghadapi pandemik Covid-19, yang memaksa guru dan siswa harus dapat beradaptasi melalui pembelajaran menggunakan sistem daring ini? Beruntung adanya kesigapan baik dari pengambil kebijakan dalam hal ini Kementerian Agama (Bidang Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan Madrasah) dan Kepala Madrasah MTs Negeri 6, masalah pembelajaran daring ini dapat diatasi dengan baik melalui E-Learning Madrasah. Meskipun sebelumnya, guru baik secara mandiri maupun kolektif meyelenggarakan sistem daring ini dengan berbagai macam aplikasi yang digunakan (Google Class, Edmodo, padlet, quizizz).

Bagaimana cara kerja E-Learning Madrasah? Dari berbagai sumber yang penulis rangkum, sebagaimana yang disampaikan oleh Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kemenag, A. Umar bahwa untuk dapat mengunduh aplikasi E-Learning Madrasah, user harus terlebih dahulu melakukan log in sebagai operator madrasah (operator dapat mengunduh pada link https://elearning. kemenag.go.id/). Dalam proses itu, user harus mengunggah Surat Keputusan (SK) sebagai salah satu syarat utama mendapatkan aplikasi E-Learning Madrasah. Setelah SK berhasil diunggah, operator harus menunggu SK tersebut disetujui oleh tim dari Direktorat KSKK Madrasah. Jika SK sudah disetujui, Operator akan diberikan akses untuh mengunduh Aplikasi e-Learning Madrasah.

Selain siswa, lima user lainnya yang dapat mengakses E–Learning Madrasah adalah Operator Madrasah, guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling, wali kelas dan kepala madrasah. Masing-masing memiliki user sendiri untuk masuk ke dalam aplikasi E-Learning Madrasah. Terdapat berbagai fitur dalamnya, yang masing-masing memiliki fungsinya, diantaranya Kelas Online yang berisi konten mulai dari awal proses pembelajaran, pembuatan standar kompetensi, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, jurnal guru, pengolahan penilaian harian, ujian berbasis komputer (CBT) hingga pengolahan nilai rapor.

Selain itu  terdapat juga konten Guru Berbagi yang merupakan platform yang akan menampung kreatifitas guru madrasah di seluruh Indonesia untuk saling berbagi informasi apa pun yang bermanfaat, dan Forum Komunitas Madrasah agar siswa dan guru dapat dengan mudah berbagi ide dan membuka forum diskusi karena di dalamnya terdapat media sosial untuk saling berkomunikasi antara guru dan siswa. User juga dapat saling berkomentar dan berbagi ide atau gagasan dalam fitur chat.

Jakarta, 30 April 2020

Nadiyah
Dimuat dalam Antologi Guru Menulis 21