Education Quotes

Jendela

Tuesday, April 28, 2020

GURU DAN KEDISIPLINAN SISWA


Saya, guru pengatur lalu lintas udara! Apa yang akan dilakukan oleh guru, andai ia sebagai pengatur lalu lintas udara (istilah ini digunakan oleh Eka Wardana dalam tema kelas ini)? Tentu yang guru lakukan adalah berusaha agar semua berada pada jalurnya dan mencegah terjadinya benturan antara aturan yang satu dengan lainnya, perilaku yang tidak sesuai atau sesuai dengan nilai atau moral di lingkungan di mana ia berada. Hal ini di dasari oleh apa pun yang dilakukan sesuai dijalurnya akan tampak begitu indah. Keteraturan mampu menumbuhkan kedisiplinan bagi siapa pun juga, termasuk di dalamnya siswa, anggota masyarakat di lingkungan sekolah, dan tentunya juga bagi guru itu sendiri.

Guru dan anggota masyarakat sekolah dapat memberikan contoh yang baik bagi siswa. Bagi guru tidak ada kata lelah dalam mengingatkan siswanya, untuk selalu membuang sampah pada tempatnya. Membiasakan diri untuk makan makanan sehat yang sesuai dengan standar menu sehat. Dan tak akan bosan menekankan kepada siswanya untuk giat belajar dan tak lupa berdoa setiap kali melakukan aktivitas.

Sebagai pengatur lalu lintas udara, tentu guru menjadi a role of model. Ini akan mempermudah siswa atau siapa pun untuk melihat “The Big Picture” dari gambaran baik secara keseluruhan tentang diri seorang guru. Seseorang yang perilakunya, dedikasinya atau keberhasilannya dapat menjadi contoh atau panutan bagi orang lain, terutama siswa dan rekan kerja atau lingkungannya.  Seseorang yang mungkin memiliki dampak yang besar bagi anak didiknya di kemudian hari, karena sebelumnya ia mampu membangun hubungan emosional yang kuat. A role of model adalah sebuah gambaran ideal yang diinginkan untuk masa depan.

Ada suatu cerita ketika saya duduk di tingkat madrasah aliyah. Suatu kebiasaan unik yang saya lakukan, yaitu mengamati satu persatu ketika guru saya mengajar. Meskipun pada waktu itu saya sama sekali tidak tertarik atau bercita-cita menjadi seorang guru. Yang ternyata di kemudian hari menjadi a role of model bagi pribadi saya, begitu berkesan. Dan saya pun berpikir, bisa saja hal ini juga terjadi pada diri siswa di lingkungan saya mengajar. Mereka akan mengamati, apakah saya menguasai materi ketika mengajar, lemah lembut ketika menghadapi perkara yang mereka terlibat di dalamnya. Atau mampu mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh orang tua dan siswa dengan melalui keputusan yang bijaksana.

Begitu juga ketika guru sebagai katalisator, ia harus mampu menjaga dan berupaya melakukan pendampingan kepada siswanya sehingga program-program yang sudah dicanangkan oleh pihak sekolah dapat cepat terlaksana dengan baik.

Istilah katalisator ini menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah seseorang atau sesuatu yang menyebabkan terjadinya perubahan dan menimbulkan kejadian baru atau mempercepat suatu peristiwa.  Jadi guru katalisator (Kompasiana, 6 Mei 2017) adalah guru yang mampu melakukan perubahan mindset (cara pandang), thinking way (cara pikir), dan action way (cara bertindak) secara cepat terhadap tuntutan zaman tanpa terjerumus dan terbawa arus pengaruh-pengaruh negatifnya.

Selain itu guru juga dapat sebut sebagai artis. Julukan ini tidaklah berlebihan, karena guru juga memiliki “fans” nya sendiri. Performa yang ditampilkan oleh guru terutama dalam  hal berpakaian juga  menjadi perhatian penuh bagi siswa. Dimulai dari pakaian yang dikenakan. Serasi atau tidak, pantas atau tidak pantas, dan alas kaki, sepatu yang ia kenakan. Jadi bukan hanya siswa yang dituntut harus berpenampilan baik sesuai dengan tata tertib sekolahnya.

Contoh kecil adalah sepatu yang saya kenakan. Pernah suatu hari ketika saya mengajar di sekolah kejuruan pelayaran swasta di Jakarta. Seperti biasa saya berpakaian rapi sesuai dengan standar berpakaian yang baik, dengan mengenakan stelan blazer. Tiba-tiba ada seorang taruna menjulurkan kakinya yang bersepatu hitam mengkilap (saya tahu sepatunya baru disemir), bersebelahan dengan sepatu yang saya kenakan. “Lihat tuh bu, mengkilap mana dengan sepatu saya”. Upps! Saya pun tersadar bahwa sepatu yang saya pakai tampak kusam, belum sempat disemir hanya saya lap saja tadi pagi. Saya pun hanya tersenyum memandangi wajahnya.

Nadiyah, Februari 2020
Dimuat dalam Antologi KMA-OP 19
      

No comments:

Post a Comment