Kolaborasi itu penting
bagi guru abad 21. Tanpa kolaborasi seorang guru akan mengalami stagnan, tidak
kreatif dan membosankan. Kolaborasi adalah keharusan bagi guru untuk membuka
cakrawala berpikirnya, dan bukan itu saja guru dituntut lebih untuk berpikir jauh
ke depan melampaui langkahnya.
Penulis mengkupas poin
tentang pentingnya guru harus berkolaborasi, terlibat langsung dalam sebuah
komunitas apa pun itu. Hal ini didasarkan kepada pengalaman penulis, ketika
mengalami kendala dalam mencari formulasi tentang media pembelajaran yang tepat
untuk materi ajar pada mata pelajaran PPKn, terutama tentang materi norma
sebagai materi utama.
Dalam sebuah artikel yang
dimuat oleh edutopia edisi Juni tahun 2015, Tsisana Palmer membagi sedikitnya
ada 15 karakteristik guru abad 21, diantaranya : Learner-Centered Classroom and Personalized Instructions, Students as
Producers, Learn New Technologies, Go Global, Be Smart and Use Smart Phones,
Blog, Go Digital, Collaborate, Use Twitter Chat, Connect, Project-Based Learning,
Build Your Positive Digital Footprint, Code, Innovate, Keep Learning. Salah
satu yang menarik menurut penulis adalah poin tentang kolaborasi.
Sebagaimana kita ketahui
teknologi membuka peluang begitu besar bagi siapapun untuk dapat berkolaborasi, termasuk di dalamnya guru dan
siswa, siswa dengan siswa, atau antar
guru yang sama atau berbeda bidang studinya. Kolaborasi adalah cara yang
efektif untuk menciptakan berbagai sumber daya digital, presentasi dan proyek
bersama, dan telah menjadikan kita dapat berbagi dokumen melalui e-mail atau
membuat presentasi PowerPoint. Banyak ide hebat lahir melampaui percakapan atau
salinan makalah sebelumnya. Secara global dapat mengubah seluruh pengalaman
yang pernah kita lakukan.
Dalam beberapa catatan
yang terkangkum dalam berbagai kegiatan pembelajaran, penulis pernah mengalami
kegelisahan ketika menghadapi berbagai hambatan dalam menentukan media
pembelajaran yang efektif bagi mata pelajaran PPKn. Materi ajar PPKn selama ini
dianggap tidak begitu menarik, membosankan dengan penyampaian materi tanpa
inovasi, begitu datar. Tidak cukup hanya menampilkan video, slide atau
semacamnya. Dibutuhkan varian yang lebih banyak untuk merangsang daya imaginasi
dan keingintahuan siswa dalam memahami dan menguasai materi ajar yang
disampaikan. Sehingga mampu untuk menerapkannya dalam kehidupan
sehari-hari.Teringat salah satu quote yang diposting oleh seorang pakar
pendidikan bahwa ke depan tampa berkolaborasi seorang guru akan tertinggal
jauh.
Awal tahun 2010 penulis bergabung dalam sebuah club bahasa Inggris. Meski tidak ada hubungannya dengan mata pelajaran yang penulis ampu, ini adalah sebagai langkah awal untuk memotivasi dan melihat bagaimana para guru di manca negara bekerja dalam menerapkan dan menggunakan teknologi dalam dunia pendidikan mereka untuk berbagi pengalaman dan ide-ide. Mereka berkolaborasi dalam banyak hal yang terhimpun dalam sebuah konferensi. Mereka menunjukan kemampuannya dalam menciptakan sesuatu yang baru, dengan hasil akhir bukan hanya mereka dapat menerapkannya di masing-masing areanya setelah kembali dari event internasional tersebut, juga harapan besar bagi peserta didik mereka. Menarik bukan? Seolah-olah dunia ada digenggaman mereka, karena mereka mampu meletakan senyum di setiap wajah-wajah orang lain.
Apa hasil yang penulis
peroleh dari hasil bergabung dalam komunitas bahasa Inggris? Bukan hanya sebuah
link tentang aplikasi bagaimana untuk belajar bahasa Inggris yang efektif
melalui komik, tetapi itu juga dapat diterapkan pada materi ajar PPKn sebagai
media pembelajaran yang sangat brilian, terutama pada materi norma. Para peserta didik begitu antusias, terutama
ketika mereka mampu berkolaborasi dengan peserta didik lainnya. Setiap tahun
ada begitu banyak cerita menarik yang mereka dapat ekspresikan. ~
Nadiyah
SGSI Kelas Menulis 8, Jakarta, 7 Desember 2018
No comments:
Post a Comment