
Menulis
adalah jalan sunyi. Jalan pembebasan dan pengembaraan diri~. Quote yang aku tulis ini terinspirasi
dari beberapa penulis hebat dunia yang disajikan pada materi 1 dan 2 sgsi kma
op 29 pada bulan Maret lalu. Yah, menulis adalah cara pembebasan diri sekaligus
pengembaraan pada diri si penulis. Begitu kira-kira yang dapat aku simpulkan.
Penulis begitu asyik dengan dunianya, sampai-sampai andai tidak tersedia waktu,
mereka pun mampu untuk menciptakan waktu bagi dunianya. Sungguh ajaib!
Kala hati gundah, senang, emosi memuncak,
mengalami kebuntuan--tidak ada solusi
ketika menghadapi berbagai persoalan hidup, ketakutan, kepedihan dan
penderitaan atau rindu yang tak pernah bertepi, cara yang terbaik adalah
melarikan diri menapaki jalan sunyi, menulis. Beberapa penulis terkenal
mengambil jalan ini, bukan hanya sekedar untuk menyembuhkan atas kepedihan dan
penderitaan yang dihadapi, tapi bagaimana mereka mampu mengelola situasi dan
kondisi yang tidak menguntungkan menjadi sesuatu yang menggairahkan. Bahkan mampu
memberikan inspirasi bagi masyarakat dunia. Anne Frank, dalam The Diary of a Young Girl. Sebuah buku
harian yang ditulisnya pada masa perang, hidup dalam bayang-bayang ketakutan di
masa rezim Nazi Hitler, yang kemudian menjadi bagian penting dari sejarah
dunia. Bagi Anne menulis dapat menjadi sumber kenyamanan dan pengharapannya.
Maya Angelou, penyair dan penulis
sekaligus aktivis sipil Amerika yang terkenal. Catatan kehidupan masa kecilnya
yang menyedihkan dapat dijadikan sumber inspirasi bagi siapa pun. Semua jejaknya
terekam dalam buku yang ditulisnya, diantaranya buku yang berjudul I Know Why The Caged Bird Sings. Maya
sedikitnya telah menerbitkan tujuh otobiografi, tiga buku esai, beberapa buku
puisi serta jenis tulisan lainnya. Beberapa quote-nya
sangat menginspirasiku, diantaranya adalah "If
you don't like something, change it. If you can't change it, change your
attitude".
Tahun 2018 sejak aku bergabung dalam
komunitas menulis, dengan mantap jalan sunyi ini aku tempuh. Meski kegiatan
menulis jauh sebelumnya sudah lama aku lakukan, akan tetapi dengan intensitas
yang begitu kecil, tanpa komitmen apa pun. Padahal komitmen pada diri sendiri
untuk menulis dan dilakukan secara step
by step dan berkelanjutan adalah
bagian yang sangat penting. Andai aku ingin memiliki skill dan menjadi penulis profesional dibutuhkan banyak latihan.
Dan semua itu dapat terback up andai
aku tergabung dalam komunitas menulis.
Bergabung dalam komunitas menulis menambah
energi baru, dan yang paling membahagiakan aku dapat menulis quote-ku sendiri, yang memang sejak lama
aku impikan. Belajar untuk disiplin akan waktu, ada target yang hendak dicapai
dan yang terpenting adalah membangun kepercayaan diri sendiri (build self-confidence) untuk menemukan
jalannya sendiri. Menulis berarti memperhatikan dunia sekitar, memperhatikan
detailnya. Aku pun harus membuka hati untuk apa yang aku lihat. Mendengarkan
orang-orang yang berada di sekelilingku ketika mereka berbicara. Karena setiap
orang memiliki ceritanya masing-masing, maka dengarkan dan ambil bagian dalam
percakapan atau berdiskusi. Perhatikan apa yang mereka sampaikan, ajukan
pertanyaan dan saat di mana mereka juga memberikan jawabnya. Dan satu hal yang
paling penting dari semua itu adalah baca, baca dan baca.
“If
you don't have time to read, you don't have the time (or the tools) to write.
Simple as that.” –Stephen King. Membaca dan menulis
memiliki hubungan yang begitu erat. \Memiliki
makna sebagai sebuah proses yang panjang. Jika seseorang ingin menulis, maka
harus banyak membaca. Melalui berbagai macam bacaan yang diminati oleh seorang
penulis, ia merasa terbebaskan sekaligus dapat melakukan pengembaraan diri yang
kemudian dituangkan dalam tulisan-tulisannya. Sehingga tidak heran mengapa
seorang penulis seperti Ray Bradburry
mampu menghabiskan seluruh hidupnya di hadapan mesin tik. Tidak akan pernah
khawatir akan jadwal yang padat, yang seolah-olah membatasi ruang geraknya.
Semua dilakukannya dengan penuh suka cita. Atau Stephen King, penulis skenario terkenal Amerika. Berkat kemahirannya
menulis telah melahirkan 56 novel, puluhan cerpen dan bahkan komik.
Di dunia ini tidak ada profesi manapun
yang tidak melibatkan kegiatan membaca. Seorang traveler-pelancong membutuhkan berbagai informasi sebelum
mengunjungi suatu tempat atau ke suatu negara. Menentukan destinasi wisata
impian apa yang diinginkannya. Setelah mendapatkan informasi yang cukup berikut
tips-tipsnya, barulah si traveler-pelancong
mempertimbangkan untuk mengunjunginya. Dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran
yang utuh tentang tempat wisata yang akan dituju dan pengalaman-pengalaman yang
menakjubkan yang akan ditemuinya.
Andai pun aku seorang koki atau chef, sudah pasti membutuhkan sumber
bacaan yang nantinya akan dijadikan rujukan untuk membuat berbagai macam varian
menu sebelum disajikan kepada customer.
Harus mengetahui seluk beluk memasak, bahan-bahan dan alat-alat lainnya yang
diperlukan. Tentu saja selain memiliki keterampilan memasak, seorang chef dipercaya untuk memimpin dapur dan
membuat racikan menu. Memberikan pelatihan dan teknik-teknik memasak kepada orang
lain. Andai itu semua mereka tuangkan dalam sebuah tulisan akan tampak menarik,
dan menambah value bagi si
penulisnya. Begitu pula dengan profesi guru. Keren kan?
Ketika
aku melihat ke dalam diri seorang guru, yang ada dalam pikiranku adalah membaca
dan menulis, selain itu tidak ada lagi~. Bagi seorang guru membaca dan menulis adalah
bagian yang tak terpisahkan. Berbagai macam varian
data dapat dijadikan sumber untuk menulis. Setiap hari ada saja peristiwa unik
yang bertebaran di sekitarnya. Mulai dari betapa heboh dan super heronya emak-emak ketika mengantar dan menjemput
putra-putrinya di sekolah. Kisah-kisah inspiratif ketika berada di kelas,
dengan teman sejawat, aktivitas pribadi di luar kegiatan sekolah (chatting, berinteraksi dengan orang
asing), dan masih banyak cerita lainnya yang terkadang sedikit aneh, tak
terduga. Andai seorang guru memiliki minat untuk menulis, mungkin seorang guru
dapat menjadi blogger, novelis, cerpenis, peneliti, atau yang sekarang sedang booming di masa pandemi ini adalah
menjadi youtuber, dengan pendapatan
yang cukup fantastis!
Memang hidup adalah pilihan. Dan aku pun
pada akhirnya harus memilih, dari sekian banyak aktivitas di luar sekolah hal
yang membuat aku nyaman dan penuh pengharapan (meminjam istilah Anne Frank)
adalah menulis. Bukan karena aku hidup dalam penderitaan sebagaimana Anne dan
Maya, bukan. Tidak lain karena aku harus menemukan jalanku sendiri, menemukan
jati diriku sendiri.~
Nadiyah, Jakarta, 11 Juni 2021. Dimuat dalam Hijrah Literasi : 45 Artikel
Pilihan SGSI KMA OP (Penyunting : Eka Wardana)