Ada pertanyaan? Atau ada yang ingin disampaikan? Sesi tanya jawab biasanya saya ajukan diawal pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi pada pertemuan sebelumnya. Atau di pertengahan penyampaian materi, sebelum berlanjut pada bagian materi berikutnya. Dan diakhir penyampaian materi, sekitar lima belas menit sebelum jam pelajaran berakhir. Biasanya akan muncul beragam pertanyaan yang diajukankan siswa, dari mulai yang ringan seperti : Bu Nadiyah, batas pengumpulan tugas kapan? Tugasnya diringkas atau membuat kesimpulan saja? Kelompok atau perorangan? ... . Atau lainnya.
Bertanya memerlukan keberanian, dan tentu saja merupakan bagian dari seni. Karena adanya faktor pembiasaan di lingkungan keluarga, sekolah atau tempat lainnya yang memungkinkan siswa/anak untuk dapat mengekspresikan dirinya, mereka merasa nyaman ketika diberikan kebebasan dan kesempatan sehingga mampu untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan memberikan pendapatnya. “ Kalau di rumah, saya berikan kebebasan kepada anak saya untuk membaca buku apa saja, kebebasan untuk berpendapat. Terkadang saya juga terkaget-kaget dengan pemikiran yang dimiliki oleh anak saya itu”. Salah satu curhatan orang tua siswa ketika anaknya mendapatkan Sertifikat Apresiasi atas keaktifannya dalam mengikuti pembelajaran PPKn.
Selain itu hal lain yang juga mendapat perhatian dalam upaya untuk merangsang siswa untuk bertanya atau berpendapat dapat dilihat dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 mewajibkan para siswa untuk membaca buku minimal 15 menit sebelum melakukan kegiatan belajar-mengajar di sekolah. Esensi dari kebijakan ini adalah bahwa kegiatan membaca perlu dibiasakan sebagai rutinitas harian, memperkaya pembendaharaan kosakata yang nantinya akan menentukan kemampuan siswa dalam memahami bacaan sehingga bukan hanya terampil berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan, termasuk di dalamnya kemampuannya untuk bertanya.
Pagi ini sebagaimana biasa sebelum dimulainya aktivitas belajar di kelas, saya memberikan beberapa materi yang akan dipelajari sebagai modal untuk siswa membaca. Dengan modal tersebut diharapkan siswa akan terangsang untuk berpendapat atau bertanya. Sehingga terjalin komunikasi atau diskusi antara guru dengan siswa, atau siswa lainnya dapat menanggapi apa yang disampaikan oleh temannya. Setelah itu barulah guru memaparkan materi yang akan disampaikan.
Mungkin bagi sebagian siswa materi pembelajaran PPKn begitu menarik, apalagi jika berkaitan dengan sejarah. Ada rasa bahagia ketika ada siswa yang menulis di kolom topik yang akan disampaikan pada materi pada pertemuan berikutnya, yang biasanya saya posting di Forum Madrasah E-learning. “Aku suka sejarah ... “. Dan beberapa ‘LIKE’ bermunculan kemudian.
Bagi siswa yang tertarik dengan materi
yang dipelajari, siswa akan berusaha menarik benang merah apa yang disampaikan
oleh gurunya. Mampu berpikir kritis dan
mempengaruhi siswa lainnya untuk bertanya atau berpendapat. Metode yang
digunakan dalam pembahasan materi ajar sangatlah menentukan.
“Bu, pada usia berapa Haji Agus Salim mendapat tugas mewakili Indonesia ke Perancis oleh Presiden Soekarno?”.
“Apakah
Jepang tidak memikirkan resikonya, bu. Ketika bersekutu dengan Indonesia?
Nadiyah
Januari 2022, naskah pilihan dimuat dalam Antologi
Opini Pendidikan KMA OP 35