“It is the supreme art of the teacher to awaken
joy in creative expression and knowledge.“
~Albert
Einstein
Menciptakan
kelas yang menyenangkan merupakan impian bagi kita sebagai guru dan juga siswa.
Diskursus mengenai kelas menyenangkan banyak ditawarkan dalam berbagai artikel,
buku dan berbagai sumber lainnya. Bagi saya kelas menyenangkan itu hal yang
terpenting adalah semua terkait dengan kemampuan guru bagaimana mengkondisikan
kelas, berinovasi, sehingga menghasilkan sesuatu yang memberikan manfaat lebih
banyak bukan hanya bagi siswa melainkan juga untuk guru itu sendiri dan
memiliki dampak yang baik bagi lingkungannya.
Melalui
tulisan ini, saya ingin menyampaikan beberapa alternatif solusi, tentang
bagaimana menjadikan proses belajar dan mengajar menjadi sesuatu yang
menyenangkan, tidak lagi menjadi beban. Guru diberi kebebasan untuk berinovasi
sehingga mampu menemukan hal-hal baru yang menjadi solusi, sehingga kenyamanan
belajar dan mengajar dapat tercipta dengan baik.
Berdasarkan
pengalaman ada tiga hal yang perlu diperhatikan, diantaranya : Pertama,
bagaimana guru harus menyiapkan materi yang akan disampaikan berikut media apa
yang akan digunakan (aplikasi internet, video, musik, dan lainnya) sehingga
media yang digunakan tepatguna. Berharap siswa dapat menikmati materi yang
disampaikan dengan hati gembira, antusias terhadap hal-hal yang disampaikan,
meski materi yang disajikan sederhana.
Beberapa
aplikasi/media online yang dapat digunakan diantaranya : edmodo sebagai alat pendidikan yang dapat menghubungkan antara guru
dan siswa, yang berasimilasi dengan jejaringan sosial. Guru dapat membuat grup
kolaboratif online. Selain itu juga terdapat Socrative, yang memungkinkan bagi guru untuk membuat latihan atau
permainan pendidikan yang dapat diselesaikan oleh siswa dengan menggunakan
perangkat seluler. Dan Projeqt, alat
untuk membuat presentasi multimedia, dengan slide dinamis. Thinklink, guru dapat membuat gambar interaktif dengan musik, suara,
teks dan foto. Serta masih banyak aplikasi lainnya yang menjadikan proses
belajar mengajar lebih menarik dan dinamis.
Selain itu
guru juga dapat memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih media yang akan
digunakan ketika melakukan presentasi juga sangatlah penting. Di era milenial
ini jangkauan siswa dalam penggunaan aplikasi internet lebih jauh di bandingkan
dengan guru itu sendiri. Bahkan adakalanya jauh lebih menarik. Disini guru
hanya memberikan motivasi dan memberikan arahan dan kebebasan kepada siswa
untuk lebih mengembangkan apa yang sudah disampaikan oleh guru.
Kedua, kebebasan yang diberikan terhadap guru dalam
berinovasi (out of box), dengan
menampilkan sesuatu yang baru sehingga suasana kelas tidak monoton. Kelas
menjadi dinamis dengan keaktifan siswa yang banyak terlibat di dalamnya. Disini
siswa juga diberi kebebasan untuk menyajikan materi sesuai dengan minatnya. Sebagai
contoh dalam menyajikan materi PPKn tentang kedaulatan. Disini ada lima macam
kedaulatan, diantaranya kedaulatan tuhan, raja, rakyat, hukum, dan negara.
Materi yang disampaikan tidak hanya dalam bentuk teori, tetapi bagaimana siswa
juga diajak dan diberi kebebasan untuk mengetahui lebih dalam tentang salah
satu negara yang menganut kedaulatan tuhan, diantaranya negara Jepang.
Melalui
tayangan video berupa dokumenter atau film, siswa dapat mengeksplor fakta-fakta
menarik tentang kehidupan masyarakat Jepang, termasuk di dalamnya tentang
nilai-nilai baik, tradisi/kebiasaan yang hidup lebih dari ratusan tahun.
Tentang kekaisaran Jepang yang tetap survive lebih dari 2000 tahun lamanya. Dan
ini merupakan suatu hal yang sangat menakjubkan. Siswa dapat menyuguhkan materi
pembelajaran yang hidup. Real. Dan tentu saja faktual! Dapat melakukan
perbandingan tentang kelebihan dan kelemahan dari jenis kedaulatan yang dianut
suatu negara.
Dan ketiga,
siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Hal ini dimaksudkan supaya siswa yang
kurang aktif dapat terlibat secara langsung. Guru dengan mudah dapat memantau
minat belajar siswa, dari hasil pengamatan dan informasi yang disampaikan oleh
masing-masing ketua kelompok. Sehingga guru memperoleh data-data yang
diperlukan untuk menganalisa media atau strategi apa yang tepat untuk digunakan
ketika mengajar. Dan siswa pun memiliki pengalaman yang beragam ketika
mengerjakan tugas kelompoknya. Pengalaman siswa ini dapat juga dijadikan
sebagai bahan tulisan dan diskusi.
Nadiyah,
Desember 2019 Dimuat dalam Antologi Buku 17